Arsip foto – Wakil Menteri ESDM Yuliot (tengah) bersama Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana (kiri) dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Parada Hutajulu (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (26/2/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Untuk melanjutkan percepatan visi-misi Bapak Presiden pada 2026, Kementerian ESDM mendapatkan anggaran tambahan Rp8,55 triliun
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp8,55 triliun untuk tambahan pembangunan jaringan gas rumah tangga hingga eksplorasi batu bara.
“Untuk melanjutkan percepatan visi-misi Bapak Presiden (Prabowo Subianto) pada tahun anggaran 2026, Kementerian ESDM mendapatkan anggaran tambahan Rp8,55 triliun,” ucap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu.
Tambahan anggaran tersebut, lanjut dia, akan digunakan untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga senilai Rp4,8 triliun. Yuliot menargetkan akan membangun jaringan gas untuk 1 juta sambungan rumah (SR).
Lebih lanjut, tambahan sebesar Rp882,50 miliar digunakan untuk pembangunan pipa transmisi gas Semarang–Solo–DIY (148 km); Rp854,13 miliar untuk pembangunan pipa transmisi gas Cirebon–Bandung (132 km); serta tambahan Rp477 miliar dalam rangka melanjutkan pembangunan jaringan gas rumah tangga untuk 115.264 SR.
Proyek jaringan gas dan pipa transmisi tersebut akan ditangani oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM.
Selain untuk sektor gas, Kementerian ESDM juga mendapat tambahan yang akan diberikan kepada Badan Geologi dengan rincian senilai Rp502,22 miliar untuk eksplorasi migas; Rp202,30 miliar untuk eksplorasi mineral; Rp156,16 miliar untuk eksplorasi batu bara; pembangunan kapal Geomarin V senilai Rp100,59 miliar; pembangunan kapal pengeboran mineral Rp40,99 miliar.
Lebih lanjut, Badan Geologi juga mendapat tambahan anggaran untuk merenovasi gedung penyimpanan eksplorasi sumber daya alam (SDA) senilai Rp15 miliar; merenovasi data storage dan laboratorium geologi kelautan sebesar Rp29,90 miliar; kemudian anggaran sebesar Rp85 miliar untuk studi kajian migas di 10 open area dan penawaran promosi untuk penyiapan penawaran WK migas.
Anggaran tambahan senilai Rp344,58 miliar diberikan kepada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk bantuan pasang baru listrik (BPBL); kemudian sebesar Rp57,16 miliar kepada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk pemetaan potensi dan pengawasan EBT.
Tambahan anggaran sebesar Rp8,55 triliun tersebut masuk ke pagu definitif Kementerian ESDM untuk Tahun Anggaran 2026.
“Total anggaran Kementerian ESDM tahun anggaran 2026, sebagaimana hasil rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, adalah sebesar Rp21,67 triliun rupiah,” ujar Yuliot.
Baca juga: Rencana anggaran ESDM tembus Rp21,67 triliun untuk RAPBN 2026
Baca juga: Wamen ESDM: Fase FEED LNG Abadi jadi salah satu pilar ketahanan energi
Baca juga: Wamen ESDM sambut mitra China untuk industri EV di Indonesia
Pewarta: Putu Indah SavitriEditor: Agus Salim Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.